26 Maret, 2024
Suara Kementerian

Kekuatan Transformatif Ayat Alkitab tentang Pengampunan

Sebagai individu yang menjalani perjalanan iman, kita sering menghadapi situasi yang membuat kita terluka atau sakit hati. Perbedaan pendapat yang memanas, pengkhianatan, atau tindakan yang tidak dipikirkan dengan matang dapat membawa kita ke dalam ladang ranjau kebencian, kemarahan, dan kesombongan. Namun Kitab Suci dengan lembut mendorong kita kembali ke jalan belas kasihan dengan berbagai ajaran tentang pentingnya pengampunan. Mari kita luangkan waktu sejenak untuk mempelajari aspek penting dari iman Kristen sambil menelusuri makna ayat Alkitab yang mendalam tentang pengampunan.

Dalam permadani yang rumit yaitu Alkitab, sebuah ayat Alkitab tentang pengampunan menonjol sebagai benang merah yang hidup, terjalin dengan sendirinya di dalam dan di luar hampir setiap kitab baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Tema yang berulang ini mengantisipasi kelemahan manusiawi kita dan kecenderungan kita untuk melakukan kesalahan. Kata-kata ilahi ini tidak hanya menggarisbawahi belas kasihan Allah yang tak terhingga terhadap kita namun juga dengan cemerlang menerangi cara kita, sebagai umat Kristiani, dipanggil untuk memberikan pengampunan juga. Cakupan pengampunan, sebagaimana terlihat dalam Kitab Suci, adalah sesuatu yang menyentuh kehidupan setiap individu, menantang kita untuk melepaskan beban kepahitan, dan mencari jalan cinta dan belas kasihan. Oleh karena itu, artikel ini bertujuan untuk memandu Anda lebih dalam memahami ayat Alkitab tentang pengampunan dan relevansinya dengan kehidupan kita sehari-hari.

Ayat Alkitab Tentang Pengampunan

Sebagai orang Kristen, pengampunan adalah aspek mendasar dari iman kita. Alkitab penuh dengan ayat-ayat yang menyoroti pentingnya pengampunan, baik dalam mencari pengampunan Tuhan maupun memberikan pengampunan kepada orang lain. Ayo jelajahi beberapa ayat Alkitab yang kuat yang menekankan pentingnya pengampunan dalam kehidupan orang beriman.

Salah satu ayat paling terkenal tentang pengampunan ditemukan dalam kitab Matius. Matius 6:14-15 berkata, “Sebab jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, maka Bapamu yang di sorga juga akan mengampuni kamu. Tetapi jika kamu tidak mengampuni pelanggaran orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni pelanggaranmu.” Ayat ini menggarisbawahi korelasi antara menerima pengampunan Tuhan dan kesediaan kita untuk memberikan pengampunan kepada orang lain.

Dalam Kolose 3:13, kita diingatkan akan pentingnya saling bersabar dan saling mengampuni, sama seperti Tuhan mengampuni kita. Ayat ini menekankan kekuatan transformatif pengampunan dalam hubungan kita dengan rekan seiman dan mendorong kita untuk meneladani pengampunan Tuhan terhadap orang lain.

Kitab Efesus juga berbicara langsung mengenai konsep pengampunan. Efesus 4:32 memerintahkan kita untuk “Hendaklah kamu baik hati seorang terhadap yang lain, lemah lembut dan saling mengampuni, sama seperti Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.” Ayat ini mengingatkan kita akan pengorbanan pengampunan yang kita terima melalui Kristus dan menantang kita untuk memberikan pengampunan yang sama kepada orang-orang di sekitar kita.

Dalam Lukas 17:3-4, Yesus memberikan panduan praktis mengenai pengampunan, dengan berkata, “Perhatikanlah dirimu sendiri! Jika saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia, dan jika dia bertobat, ampunilah dia, dan jika dia berbuat dosa terhadapmu tujuh kali dalam sehari, dan berpaling kepadamu tujuh kali sambil mengatakan, 'Aku bertobat,' kamu harus mengampuninya.” Ayat ini menekankan pentingnya hati yang rendah hati dan pemaaf, yang mencerminkan kasih dan anugerah yang Tuhan telah tunjukkan kepada kita.

Secara keseluruhan, Alkitab dengan jelas menjelaskan pentingnya peran pengampunan dalam kehidupan orang percaya. Dengan mencari dan memberikan pengampunan, kita menunjukkan kekuatan transformatif dari kasih dan anugerah Tuhan dalam kehidupan dan hubungan kita. Sewaktu kita merenungkan ayat-ayat ini dan berusaha untuk mewujudkan semangat pengampunan, semoga kita mencerminkan kasih dan belas kasihan Bapa Surgawi kita kepada dunia di sekitar kita.

Contoh Pengampunan

Pengampunan adalah konsep kuat yang disoroti di seluruh Alkitab. Ini adalah tema yang menampilkan rahmat dan kemurahan Tuhan, serta pentingnya memberikan pengampunan kepada orang lain. Dengan mengkaji berbagai kisah dan ajaran dalam Kitab Suci, kita dapat memperoleh pelajaran berharga tentang pengampunan dan dampak transformatifnya terhadap kehidupan banyak orang.

Salah satu contoh pengampunan yang paling terkenal dalam Alkitab adalah perumpamaan Anak yang Hilang yang terdapat dalam Injil Lukas pasal 15 ayat 11-32. Dalam kisah ini, seorang anak yang bandel menuntut warisannya sejak dini dan menyia-nyiakannya dalam kehidupan yang penuh dosa. Ketika dia akhirnya sadar dan kembali ke rumah, berharap akan menghadapi kemarahan dan hukuman, ayahnya menyambutnya dengan tangan terbuka dan mengadakan pesta mewah untuk merayakan kepulangannya. Perumpamaan ini dengan indah menggambarkan pengampunan dan kasih tanpa syarat yang Allah tawarkan kepada semua orang yang bertobat dan kembali kepada-Nya.

Contoh lain yang kuat tentang pengampunan terlihat dalam kehidupan Yusuf, sebagaimana dicatat dalam kitab Kejadian, pasal 37-50. Saudara laki-laki Yusuf mengkhianatinya karena cemburu, menjualnya sebagai budak dan menyebabkan dia sangat menderita. Terlepas dari ketidakadilan ini, Yusuf kemudian memaafkan saudara-saudaranya dan bahkan menawarkan mereka perlindungan dan perbekalan selama masa kelaparan. Pengampunan dan rekonsiliasinya dengan keluarganya menunjukkan kesembuhan dan pemulihan yang dapat dicapai melalui pemberian pengampunan kepada mereka yang bersalah kepada kita.

Dalam Perjanjian Baru, kita menemukan contoh utama pengampunan dalam pengorbanan kematian Yesus Kristus di kayu salib. Ketika Yesus tergantung di kayu salib, Dia berdoa, “Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat” (Lukas 23:34). Meskipun tidak bersalah, Yesus rela memberikan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi orang-orang berdosa, menunjukkan kasih Allah yang tak terduga dan kesediaan untuk mengampuni bahkan pelanggaran yang paling keji sekalipun.

Sebagai pengikut Kristus, kita dipanggil untuk mewujudkan semangat pengampunan dalam interaksi kita dengan orang lain, yang mencerminkan belas kasihan dan kasih Tuhan. Dengan mempelajari contoh-contoh alkitabiah tentang pengampunan dan merenungkan ayat-ayat yang membahas tema ini, kita dapat bertumbuh dalam pemahaman kita tentang kasih karunia Allah dan memperluas pengampunan kepada mereka yang telah berbuat salah kepada kita. Semoga kita berupaya untuk menghidupi kata-kata di Efesus 4:32, yang mendesak kita untuk “bersikap baik satu sama lain, berhati lembut, dan saling mengampuni, sama seperti Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.”

 Menafsirkan Matius 6:14-15

Matius 6:14–15 adalah ayat yang penuh kuasa mengenai pengampunan, yang diucapkan oleh Yesus selama Khotbah di Bukit. Dalam ayat ini, Yesus menekankan pentingnya mengampuni orang lain jika kita sendiri ingin menerima pengampunan dari Tuhan. Kedua ayat ini menjelaskan aspek penting dari pengampunan dalam kehidupan orang percaya dan bagaimana hal itu berdampak pada hubungan kita dengan Tuhan dan orang lain.

Ayat ini dimulai dengan Matius 6:14 yang menyatakan, “Sebab jika kamu mengampuni kesalahan orang, maka Bapamu yang di sorga juga akan mengampuni kamu.” Di sini Yesus memperjelas bahwa pengampunan adalah jalan dua arah. Saat kita memberikan pengampunan kepada orang yang bersalah kepada kita, kita membuka pintu bagi Tuhan untuk mengampuni kita. Hal ini mencerminkan prinsip yang terdapat dalam Doa Bapa Kami dimana kita memohon kepada Tuhan untuk mengampuni kita seperti kita mengampuni orang lain.

Melanjutkan dalam Matius 6:15, Yesus selanjutnya berkata, “tetapi jika kamu tidak mengampuni pelanggaran orang, maka Bapamu juga tidak akan mengampuni pelanggaranmu.” Ayat ini memberikan peringatan serius mengenai konsekuensi dari sikap tidak mau mengampuni di dalam hati kita. Yesus menekankan bahwa penolakan untuk mengampuni orang lain akan menghalangi kita untuk mendapatkan pengampunan dari Allah. Oleh karena itu, memaafkan orang lain bukan hanya sebuah tindakan ketaatan tetapi juga merupakan langkah penting dalam menerima pengampunan Tuhan.

Inti dari ayat-ayat ini mengajarkan kita bahwa pengampunan adalah komponen penting dalam kehidupan Kristen. Tuhan memanggil kita untuk mengampuni orang lain sebagaimana Dia telah mengampuni kita. Saat kita merenungkan betapa dalamnya pengampunan Tuhan terhadap kita, kita menyadari bahwa kita dipanggil untuk memberikan rahmat dan belas kasihan yang sama kepada mereka yang telah berbuat salah kepada kita.

 Pentingnya Memaafkan Orang Lain

Pengampunan adalah aspek mendasar dari iman Kristen. Ini bukan sekedar anjuran tapi perintah dari Tuhan. Alkitab penuh dengan ayat-ayat yang menekankan pentingnya mengampuni orang lain, menyoroti pentingnya pengampunan dalam kehidupan orang percaya.

Pengampunan adalah aspek penting dalam kehidupan Kristen karena mencerminkan inti Injil. Yesus Kristus, melalui pengorbanan-Nya di kayu salib, memberikan teladan terbaik dalam hal pengampunan. Dia mengampuni mereka yang menyalibkan Dia, menawarkan penebusan dan rekonsiliasi kepada semua orang yang percaya kepada-Nya. Sebagai pengikut Kristus, umat Kristiani dipanggil untuk meneladani pengampunan-Nya dengan melepaskan kepahitan, kebencian, dan kemarahan terhadap orang lain.

Pada akhirnya, pengampunan adalah tindakan transformatif yang membebaskan baik orang yang mengampuni maupun yang diampuni dari belenggu dosa dan rasa bersalah. Hal ini merupakan cerminan kasih dan kemurahan Tuhan yang tiada batasnya terhadap ciptaan-Nya. Ketika umat Kristiani berusaha untuk mewujudkan keserupaan dengan Kristus dalam kehidupan sehari-hari mereka, pengampunan memainkan peran mendasar dalam memberikan contoh pesan Injil kepada dunia.

 Pengampunan dalam Perumpamaan Anak yang Hilang

Perumpamaan Anak yang Hilang, yang terdapat dalam Injil Lukas 15:11-32, merupakan ilustrasi yang menyentuh tentang betapa dalamnya pengampunan Allah dan transformasi yang ditawarkannya. Dalam perumpamaan ini, Yesus bercerita tentang seorang anak nakal yang menyia-nyiakan warisannya dengan hidup sembrono, hanya untuk mendapati dirinya miskin dan dipenuhi penyesalan. Setelah menyadari kesalahannya, dia memutuskan untuk kembali ke ayahnya, berharap mendapat kesempatan penebusan.

Saat sang anak kembali ke rumah, memikirkan permintaan maafnya dan bersedia menjadi pelayan di rumah ayahnya, dia mendapat tanggapan yang mengejutkan. Sang ayah, yang melambangkan kasih dan pengampunan Tuhan yang tak bersyarat, melihat putranya dari kejauhan dan berlari untuk memeluknya. Alih-alih mengutuk, sang ayah melimpahkan pengampunan kepada putranya dan mengembalikannya ke tempat yang selayaknya dalam keluarga.

Perumpamaan ini dengan indah merangkum esensi pengampunan sebagaimana ditunjukkan oleh Tuhan. Hal ini menonjolkan kesediaan ilahi untuk mengampuni, tidak peduli seberapa jauh kita telah menyimpang atau betapa tidak layaknya kita. Melalui tindakan ayah, kita menyaksikan kekuatan pengampunan untuk mendamaikan hubungan, menyembuhkan luka, dan membawa awal yang baru.

Dalam kehidupan kita sehari-hari, mempraktikkan sikap memaafkan bisa menjadi sebuah tantangan, terutama ketika kita sangat terluka atau dirugikan. Namun, Perumpamaan Anak yang Hilang mengajarkan kita bahwa pengampunan bukanlah tentang memaafkan kesalahan atau melupakan masa lalu; sebaliknya, ini adalah pilihan yang disengaja untuk melepaskan kebencian dan memberikan rahmat kepada mereka yang telah berbuat salah kepada kita. Sama seperti ayah dalam perumpamaan menyambut kembali putranya dengan tangan terbuka, kita dipanggil untuk memberikan pengampunan dengan cuma-cuma, mengetahui bahwa melalui pengampunan kita mengalami kebebasan dan pemulihan sejati.

Saat kita merenungkan pesan pengampunan dalam Perumpamaan Anak yang Hilang dan ayat Alkitab tentang pengampunan, semoga kita terinspirasi untuk mewujudkan rahmat dan belas kasihan Bapa Surgawi kita dalam interaksi kita dengan orang lain. Mari kita merangkul kekuatan transformatif dari pengampunan, baik dengan menerima pengampunan dari Tuhan maupun memberikannya kepada orang-orang di sekitar kita.

Pengampunan sebagai Perintah dalam Alkitab

Pengampunan adalah tema sentral dalam Alkitab, yang menekankan pentingnya pengampunan sebagai perintah dari Tuhan. Sebagai orang Kristen, kita dipanggil untuk mengampuni orang lain sama seperti kita telah diampuni oleh Tuhan. Alkitab penuh dengan ayat-ayat yang menyoroti pentingnya pengampunan dalam kehidupan orang percaya, menginspirasi kita untuk memberikan rahmat dan belas kasihan kepada orang lain sebagai cerminan kasih Tuhan kepada kita.

Salah satu ayat paling pedih tentang pengampunan ditemukan dalam Kolose 3:13, yang menyatakan, “saling bersabar dan saling mengampuni, siapa pun yang mempunyai keluhan terhadap siapa pun; sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, demikian pula kamu seharusnya.” Ayat ini berfungsi sebagai pengingat yang kuat akan kewajiban kita untuk mengampuni orang lain dengan cara yang sama seperti Tuhan telah mengampuni kita. Hal ini menantang kita untuk melepaskan dendam, kepahitan, dan kebencian, dan sebaliknya memilih untuk menawarkan pengampunan dan rekonsiliasi kepada mereka yang telah melakukan kesalahan pada kita.

Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk meneladani teladan Yesus, yang menunjukkan pengampunan radikal bahkan ketika menghadapi pengkhianatan dan penolakan. Tindakan pengampunan-Nya yang utama di kayu salib menjadi teladan utama yang harus kita ikuti dalam memberikan kasih karunia dan belas kasihan kepada mereka yang bersalah kepada kita. Melalui pengampunan, kita tidak hanya melepaskan orang lain dari hutang mereka tetapi juga membebaskan diri kita dari beban kemarahan dan kebencian, mengalami kuasa kasih dan belas kasihan Tuhan yang membebaskan dalam hidup kita.

Peran Pengampunan dalam Doa Bapa Kami

Doa Bapa Kami, juga dikenal sebagai Doa Bapa Kami, adalah contoh doa yang Yesus ajarkan kepada murid-muridnya, yang menguraikan unsur-unsur dasar doa. Dalam doa ini, orang beriman dibimbing untuk mengakui kesucian Tuhan, mencari kehendak-Nya, meminta rezeki sehari-hari, memohon ampun, dan mencari perlindungan dari godaan dan kejahatan. Bagian yang berkaitan dengan pengampunan sangatlah menyentuh, karena menekankan keterkaitan antara menerima dan memberikan pengampunan.

Saat mendaraskan Doa Bapa Kami, individu terdorong untuk memohon ampun kepada Tuhan atas dosa-dosanya sebagaimana mereka mengampuni orang yang telah menganiayanya. Aspek ganda dari pengampunan ini menggarisbawahi sifat timbal balik antara kasih karunia dan belas kasihan dalam iman Kristen. Dengan mengampuni orang lain, orang percaya menunjukkan ketaatan mereka terhadap perintah-perintah Allah dan mencerminkan kasih dan belas kasihan-Nya kepada dunia.

Tindakan memaafkan adalah pengalaman transformatif yang melepaskan beban kebencian dan kepahitan, memungkinkan individu mengalami kebebasan dan penyembuhan. Melalui pengampunan, orang percaya meneladani kasih pengorbanan Kristus, yang mengampuni bahkan mereka yang menyalibkan Dia. Memilih untuk mengampuni mencerminkan kepercayaan yang mendalam pada kedaulatan Tuhan dan kesediaan untuk melepaskan rasa sakit dan keluhan di masa lalu.

Memahami Efesus 4:32

Efesus 4:32 adalah ayat mendalam yang menggali inti ajaran Kristen tentang pengampunan. Dinyatakan, “Hendaklah kamu baik hati seorang terhadap yang lain, lemah lembut, dan saling mengampuni, sama seperti Allah di dalam Kristus juga telah mengampuni kamu.” Ayat ini merangkum hakikat pengampunan yang ditunjukkan melalui kasih dan kemurahan Tuhan.

Pengampunan adalah tema sentral dalam Alkitab, yang menekankan pentingnya mengampuni orang lain sebagai cerminan pengampunan yang telah kita terima dari Tuhan. Efesus 4:32 dengan indah menggambarkan sifat-sifat yang harus menyertai pengampunan – kebaikan, kasih sayang, dan hati yang lembut. Dengan mengampuni orang lain, kita meniru sifat Allah yang pemaaf, yang melimpahkan kasih karunia dan belas kasihan-Nya kepada kita meskipun kita mempunyai kekurangan.

Tindakan memaafkan tidak selalu mudah. Hal ini membutuhkan kerendahan hati, kasih sayang, dan kesediaan untuk melepaskan keluh kesah dan luka masa lalu. Efesus 4:32 menantang kita untuk mengampuni orang lain tanpa syarat, sama seperti Tuhan mengampuni kita melalui Kristus. Tingkat pengampunan ini melampaui pemahaman manusia dan berakar pada kasih Tuhan yang tak terbatas.

Ketika kita memaafkan orang lain, kita membebaskan diri kita dari beban kebencian dan kepahitan. Pengampunan mendatangkan kesembuhan dan pemulihan, baik bagi orang yang mengampuni maupun bagi orang yang diampuni. Hal ini memupuk rekonsiliasi dan kesatuan dalam hubungan, mencerminkan kasih mendalam yang Tuhan tunjukkan kepada kita melalui pengampunan-Nya.

Sebagai umat Kristiani, kita dipanggil untuk mewujudkan semangat pengampunan dalam interaksi kita dengan orang lain. Efesus 4:32 berfungsi sebagai cahaya penuntun, mengingatkan kita akan kekuatan transformatif dari pengampunan. Melalui pengampunan, kita mencerminkan kasih ilahi Tuhan dan mengalami kebebasan dan kedamaian yang datang dari melepaskan dendam dan memberikan rahmat kepada mereka yang telah berbuat salah kepada kita.


Pertanyaan Umum Terkait ayat alkitab tentang pengampunan

Pertanyaan: Apa yang dikatakan Matius 6:14-15 tentang pengampunan?

Jawaban: Dikatakan, “Sebab jika kamu mengampuni kesalahan orang, maka Bapamu yang di sorga juga akan mengampuni kamu. Tetapi jika kamu tidak mengampuni pelanggaran orang lain, Bapamu juga tidak akan mengampuni pelanggaranmu.”

Pertanyaan: Bagaimana Kolose 3:13 mendorong pengampunan?

Jawaban: Ayat ini menyatakan, “Saling bersabar dan saling memaafkan jika ada di antara kalian yang mempunyai keluh kesah terhadap seseorang. Ampunilah sebagaimana Tuhan mengampunimu.”

Pertanyaan: Dalam Lukas 17:3-4, apa yang Yesus ajarkan tentang pengampunan?

Jawaban: Yesus berkata, “Waspadalah terhadap dirimu sendiri: jika saudaramu berbuat dosa, tegurlah dia; dan jika dia bertobat, ampunilah dia. Dan jika dia berbuat dosa terhadapmu tujuh kali dalam sehari, dan tujuh kali kembali kepadamu sambil berkata, Aku bertobat; kamu harus memaafkannya.”

Pertanyaan: Janji apa yang diberikan dalam 1 Yohanes 1:9 mengenai pengampunan?

Jawaban: Janjinya adalah, “Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan benar, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.”

Pertanyaan: Menurut Efesus 4:32, mengapa kita harus mengampuni orang lain?

Jawaban: Ayat ini mengajarkan kepada kita, “Hendaklah kamu baik hati seorang terhadap yang lain, lemah lembut, dan saling mengampuni, sama seperti Allah di dalam Kristus juga telah mengampuni kamu.”

Pertanyaan: Bagaimana Mikha 7:18-19 menggambarkan pengampunan Tuhan?

Jawaban: Dikatakan, “Siapakah Tuhan seperti Engkau, yang mengampuni dosa dan mengampuni pelanggaran sisa warisannya? Anda tidak selamanya marah, tetapi senang menunjukkan belas kasihan. Anda akan kembali merasa kasihan pada kami; engkau akan menginjak-injak dosa kami dan melemparkan segala kesalahan kami ke kedalaman laut.”

Pertanyaan: Pesan apa yang disampaikan Mazmur 103:12 tentang pengampunan?

Jawaban: Artinya, “Sejauh timur dari barat, demikianlah disingkirkannya pelanggaran-pelanggaran kami dari kami.”

Pertanyaan: Bagaimana Amsal 17:9 menekankan pentingnya pengampunan?

Jawaban: Dikatakan, “Siapa yang menutupi dan memaafkan suatu pelanggaran, ia mencari cinta, tetapi siapa yang terus-terusan atau bergosip tentang suatu hal, ia memisahkan sahabat-sahabat karibnya.”

Pertanyaan: Menurut Matius 18:21-22, berapa kali kita harus mengampuni orang yang bersalah kepada kita?

Jawaban: Yesus berkata, “Aku tidak berkata kepadamu, sampai tujuh kali, tetapi sampai tujuh puluh kali tujuh.”

Pertanyaan: Dalam Kisah Para Rasul 10:43, jaminan apa yang dimiliki orang percaya sehubungan dengan pengampunan?

Jawaban: Ditegaskan, “Semua nabi bersaksi tentang Dia, bahwa setiap orang yang beriman kepada-Nya menerima pengampunan dosa melalui nama-Nya.”

Kesimpulan

Kesimpulannya, Alkitab penuh dengan ayat-ayat yang penuh kuasa tentang pengampunan yang berfungsi sebagai terang penuntun dalam hidup kita. Sebagai umat Kristiani, kita dipanggil untuk memberikan pengampunan sama seperti Tuhan telah mengampuni kita. Salah satu ayat yang merangkum pesan ini ditemukan dalam Kolose 3:13, “saling bersabar dan saling mengampuni, jika ada yang mempunyai keluhan terhadap siapa pun; sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, demikian pula kamu.” Ayat ini mengingatkan kita akan kemurahan dan anugerah Tuhan yang tiada batasnya, yang mendorong kita untuk mencerminkan kasih-Nya melalui pengampunan terhadap orang lain. Semoga kita terus merenungkan ayat-ayat ini dan membiarkannya mengilhami kita untuk menjalani kehidupan yang ditandai dengan rahmat, kasih sayang, dan pengampunan, mengikuti teladan yang diberikan oleh Juruselamat kita, Yesus Kristus.

tentang Penulis

Suara Kementerian

{"email": "Email address invalid", "url": "Website address invalid", "required": "Wajib diisi tidak ada"}

Ingin Lebih Banyak Konten Hebat?

Lihat Artikel Ini