28 Mei 2023
Suara Kementerian

Khotbah yang Mudah Dikhotbahkan

Landasan Topik Khotbah Sederhana: Mengutamakan Kitab Suci dalam Khotbah yang Mudah Dikhotbahkan

Di era digitalisasi, kemudahan mengakses sumber daya online, termasuk topik dakwah yang sederhana dan khotbah yang mudah disampaikan, dapat menjadi keuntungan sekaligus kerugian. Meskipun platform ini menyediakan banyak sekali sumber yang dapat dimanfaatkan oleh para pendeta dan pendeta, sudah menjadi hal yang lumrah bagi umat Kristiani untuk sangat bergantung pada platform digital ini, seringkali dengan mengorbankan interaksi langsung dengan kitab suci.

Ketergantungan yang semakin besar pada khotbah yang mudah ditemukan dapat secara tidak sengaja mengarah pada pesan-pesan yang membutuhkan pemahaman alkitabiah yang lebih mendalam, autentik, dan sejati. Khotbah bisa menjadi hafalan, diulang-ulang, dan tidak mengandung inti sebenarnya dari Firman Tuhan.

Oleh karena itu, meskipun artikel ini memperkenalkan kumpulan khotbah yang mudah untuk dikhotbahkan, yang berakar kuat pada Alkitab, artikel ini membawa sebuah pengingat yang menyentuh: Alkitab harus selalu menjadi titik referensi kita yang pertama, utama, dan paling berharga.

Indahnya Topik Khotbah yang Sederhana

Apa yang membuat suatu topik dianggap sederhana? Apakah ini kemudahan pemahamannya? Atau relevansinya secara universal. Keindahan dari topik khotbah yang sederhana bukan terletak pada kemudahan penyampaiannya namun pada penerapannya yang tidak lekang oleh waktu. Topik-topik ini telah ditinjau kembali berkali-kali karena merangkum prinsip-prinsip dasar Kekristenan.

Menemukan Kembali Khotbah yang Mudah Dikhotbahkan Berakar pada Alkitab

1. Sifat Tuhan yang Tidak Berubah: Dalam dunia yang terus berubah, sifat Tuhan yang tidak berubah berfungsi sebagai jangkar. Selidiki kitab suci yang menyoroti konsistensi dan kesetiaan Tuhan.

2. Kekuatan Cinta: Salah satu topik yang paling sering ditinjau kembali, Alkitab menawarkan sumber wawasan yang tiada habisnya tentang kasih, mulai dari kasih agape kepada Allah hingga kasih persaudaraan yang harus kita tunjukkan.

3. Penebusan dan Anugerah: Kisah Anak yang Hilang, di antara banyak kisah lainnya, dengan indah melukiskan gambaran kasih karunia penebusan Allah, sebuah topik khotbah yang selalu menarik.

4. Sepuluh Perintah: Sebuah elemen mendasar dalam ajaran Kristen, meninjau kembali perintah-perintah dapat bersifat mendidik dan reflektif.

5. Sabda Bahagia: Ajaran Yesus dalam Khotbah di Bukit menawarkan segudang wawasan dalam menjalani hidup berkenan kepada Tuhan, sehingga menjadikannya topik khotbah sederhana yang mempunyai implikasi mendalam.

6. Buah Roh: Menjelajahi sembilan atribut dari Galatia 5:22-23 berfungsi sebagai pemeriksaan rohani pribadi dan memberikan panduan dalam kehidupan Kristen.

 

Khotbah Mudah #1: Keselamatan

Seseorang tidak akan pernah menjadi seorang pendeta atau pemimpin gereja jika dia tidak pernah berbagi tentang keselamatan. Mungkin kita semua, ketika belajar tentang Kristus, hal pertama yang kita ketahui dan pelajari adalah kisah Keselamatan. Inilah sebabnya mengapa topik yang paling mudah namun paling mengubah hidup adalah tentang Keselamatan

Ingatkah kita dulu ketika kita tidak pernah tahu apa itu keselamatan? Dulu ketika kita tidak pernah tahu kenapa dan bagaimana kita bisa mendapatkannya? Itulah pertanyaan-pertanyaan yang perlu kita jawab ketika membahas keselamatan. Dan inilah tepatnya yang akan kami uraikan di paragraf sebelumnya.

Mengapa kita membutuhkan Keselamatan? 

“Sebab semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah” (Roma 3:23)

“Sebab upah dosa adalah maut, tetapi anugerah Allah adalah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” (Roma 6:23)

Ayat-ayat Klasik ini berbicara tentang dasar alkitabiah mengapa manusia membutuhkan penyelamat. Setelah kejatuhan manusia dalam Kejadian 3, umat manusia telah menjadi budak dosa. Manusia telah kehilangan Kemuliaan-Nya dan sejak itu ditakdirkan untuk mati. Karena dosa, kita diasingkan dari Tuhan. Kita tidak dapat lagi berkomunikasi dengan-Nya karena Dia adalah Tuhan yang Kudus. Kami juga menjadi sasaran kutukan dan tidak mendapat perkenanan Tuhan. 

Tanpa Keselamatan, nasib manusia adalah kegelapan – kehidupan yang hampa dan hampa di dunia ini dan kutukan kekal setelah kematian. Tanpa Keselamatan, seseorang tidak akan pernah merasa puas dan tidak akan pernah bisa mengisi kekosongan yang ada di hati kita. Tidak peduli seberapa berprestasinya Anda, tidak peduli seberapa kayanya Anda, atau seberapa cerdasnya Anda. 

Kabar Baik

Alhamdulillah; Roma 6:23 tidak hanya berakhir sebelum koma! Ketika Yesus datang ke bumi dan mati bagi kita di Kayu Salib, anugerah penyelamatan-Nya memberikan kebebasan dan keselamatan kepada manusia melalui kuasa darah-Nya. 

“Karena Tuhan begitu mencintai dunia sehingga dia memberikan Putranya yang tunggal, sehingga siapa pun yang percaya kepadanya tidak akan binasa tetapi memiliki hidup yang kekal.” (Yohanes 13:16)

Kasih Tuhan yang melimpah dan tanpa syarat terhadap manusia memungkinkan Dia memberikan Anak-Nya yang tunggal untuk menyelamatkan kita. Yesus menjadi solusi kegelapan manusia. Itulah sebabnya takdir manusia yang gelap berubah menjadi takdir kebahagiaan dan kesucian. Pengorbanannya telah memutus rantai kutukan yang membelenggu manusia. Ia tidak mempunyai kuasa melawan darah Yesus Kristus yang berharga! Salib telah membawa penebusan, pembaruan, dan pemulihan bagi manusia. 

Bagaimana kita mendapatkan Keselamatan? 

“Keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, karena di kolong kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada umat manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.” (Kisah Para Rasul 4:12)

Keselamatan hanya ditemukan di dalam Kristus. Kita diselamatkan jika kita percaya kepada-Nya dan menerima Dia sebagai milik kita Tuhan dan Juruselamat. Ya, itu dia! Kita diselamatkan karena kasih karunia melalui iman dan bukan karena perbuatan kita. Banyak yang tidak percaya, namun hal ini bisa terjadi karena kasih Tuhan yang tak terukur kepada kita. 

“Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan karena iman, dan itu bukan karena dirimu sendiri; itu adalah pemberian Allah, bukan hasil usaha, supaya jangan ada orang yang memegahkan diri.” (Efesus 2:8-9)

Namun sama seperti pemberian lainnya, seseorang tidak dapat menikmati manfaat dari pemberian tersebut tanpa menerima dan mengambilnya dari pemberinya. Jadi, meskipun Kristus mati ribuan tahun yang lalu, kita semua perlu datang kepada-Nya dan percaya kepada-Nya agar bisa diselamatkan. 

“Tuan, apa yang harus saya lakukan agar dapat diselamatkan?” Maka mereka berkata, “Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus, maka kamu dan seisi rumahmu akan diselamatkan.” (Kisah 16:30-31)

Keselamatan adalah awal dari hubungan baru manusia dengan Tuhan. 

Khotbah Mudah #2: Yang Mulia

Khotbah mudah lainnya yang ingin saya bagikan kepada Anda dalam artikel ini adalah tentang Ketuhanan. Topik ini sangat umum topik khotbah dalam agama Kristen. Bukankah kita semua menyebut Yesus sebagai Tuhan kita? Setiap kali kita berdoa, kebanyakan dari kita tidak pernah lupa menyebut kata “Tuhan”. Ini menjadikannya salah satu khotbah yang paling mudah karena banyak yang sudah familiar dengan kata ini. 

“Sebab itu biarlah seluruh Israel yakin akan hal ini: Allah telah menjadikan Yesus, yang kamu salibkan itu, sebagai Tuhan dan Mesias.” (Kisah Para Rasul 2:36)

Namun meskipun sudah familiar, umat Kristiani kadang-kadang bisa melupakan hakikat Ketuhanan yang sebenarnya. Inilah sebabnya mengapa para pengkhotbah di seluruh dunia harus mengingatkan jemaatnya tentang Ketuhanan Kristus. Mari kita mulai dengan definisi kata Yang Mulia. Kata ini ditempelkan pada seseorang atau dewa yang memiliki otoritas, kendali, atau kekuasaan atas orang lain. Sebuah kata yang sempurna untuk menggambarkan Kristus!

Mengapa kita perlu menyebut Kristus sebagai Tuhan kita? 

Yang pertama dan terpenting, alasan mengapa kita menyebut Dia Tuhan adalah karena Dia adalah Tuhan. Dia adalah bagian dari Ketuhanan yang memerintah seluruh bumi. Seperti yang dikatakan dalam kitab Yohanes, Dia adalah Tuhan sejak awal, dan Dia adalah Tuhan sepenuhnya meskipun Dia ada di bumi ini sebagai manusia seutuhnya. 

“Pada mulanya adalah Firman, dan Firman itu bersama-sama dengan Allah, dan Firman itu adalah Allah. 2 Dia bersama Tuhan pada mulanya. 3 Melalui dialah segala sesuatu dijadikan; tanpa Dia, tidak ada sesuatu pun yang telah jadi.” (Yohanes 1:1-3)

“Firman itu telah menjadi manusia dan diam di antara kita. Kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan Anak Tunggal Bapa, yang datang dari Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.” (Yohanes 1:14)

Hal lain yang menjadikan Dia Tuhan atas hidup kita, yang mendorong kita untuk lebih menyebut Dia, adalah ketaatan-Nya yang sempurna di kayu salib. Dia sudah menjadi Tuhan. Dia mempunyai kuasa dan kekuasaan atas bumi. Namun Dia tetap taat kepada Bapa untuk mati di kayu salib demi kita. Dia benar-benar manusia. Dia memiliki kelemahan dan bisa merasakan sakit, sama seperti kita. Namun tetap saja, Dia memilih untuk mati demi segala dosa kita. 

“Dia mengerahkan tenaganya ketika dia membangkitkan Kristus dari antara orang mati dan mendudukkan Dia di sebelah kanan-Nya di alam surga, 21 jauh melampaui segala kekuasaan dan otoritas, kekuasaan dan kekuasaan, dan setiap nama yang disebut, bukan hanya pada zaman sekarang tetapi juga pada masa yang akan datang. yang akan datang. 22 Dan Allah meletakkan segala sesuatu di bawah kakinya dan menetapkan dia menjadi kepala atas segala sesuatu bagi gereja.” (Efesus 1:20-22)

Pengorbanan yang luar biasa dan kasih yang luar biasa yang melampaui pemahaman manusia menjadikan Dia Tuhan, yang dapat kita hubungkan dan dengan mudah kita sujud. 

Khotbah Mudah #3: Doa

Doa didefinisikan sebagai tindakan yang berupaya mengaktifkan hubungan dengan Tuhan melalui komunikasi yang disengaja. Ini adalah cara kita berbicara dengan Tuhan agar hubungan kita dengan-Nya semakin dalam dan kuat. Tindakan ini mewujudkan kekuatan doa, karena menghubungkan kita dengan Tuhan yang mahakuasa dan mahahadir yang memiliki segalanya. Ini berarti kita dapat memanfaatkan kebijaksanaan, bimbingan, dan sumber daya yang tidak terbatas.

Alasan yang membuat Khotbah ini mudah adalah karena kita tidak melakukannya setiap hari. Hal ini bukan karena banyak orang melakukannya atau semua orang melakukannya. Hal ini mudah karena Yesus sendiri telah mengajarkan kita bagaimana berdoa. Dia memberi kita sebuah pola yang memungkinkan kita berkomunikasi dengan lebih efektif, menjadikan doa kita lebih kuat dan efisien dari sebelumnya. 

“6 Tetapi ketika kamu berdoa, masuklah ke kamarmu, dan setelah kamu menutup pintu, berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat rahasia; dan Ayahmu yang melihat secara rahasia akan membalasmu [c]secara terbuka. 7 Dan ketika kamu berdoa, janganlah kamu mengucapkan doa-doa yang sia-sia seperti yang dilakukan orang-orang kafir. Sebab mereka mengira akan didengarkan karena banyaknya perkataan mereka.

Oleh karena itu, berdoalah dengan cara ini: Bapa kami yang di surga, Dikuduskanlah nama-Mu. 10 Kerajaanmu datang. Terjadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga. 11 Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya. 12 Dan ampunilah kami akan hutang kami, seperti kami mengampuni orang yang berhutang kepada kami. 13 Dan jangan membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi bebaskan kami dari si jahat. [d]Sebab milik-Mulah kerajaan, kekuasaan, dan kemuliaan selama-lamanya. Amin." (Matius 6:5:13)

Dalam ayat ini, Yesus sudah mengajarkan kita di mana harus berdoa, bagaimana berdoa, kepada siapa harus berdoa, dan bahkan apa yang harus didoakan. Ini berarti Tuhan sangat ingin mendengar pendapat kita. Dia senang dengan setiap menit yang kita berikan semata-mata untuk berkomunikasi dengan-Nya. Tuhan menciptakan manusia untuk bersekutu dengan-Nya; oleh karena itu, setiap orang Kristen harus meluangkan waktu untuk berdoa kepada-Nya.

 

Kesimpulan: Alkitab sebagai Batu Penjuru

Topik khotbah yang sederhana dan khotbah yang mudah untuk dikhotbahkan mempunyai tempat tersendiri dalam pelayanan Kristen, terutama ketika memperkenalkan dasar-dasar kepercayaan Kristen kepada pendatang baru. Namun penting untuk diingat bahwa kesederhanaannya ada pada kedalamannya.

Sebagai pendeta dan orang percaya, kita harus mengutamakan dan menjunjung tinggi peran sentral Alkitab dalam persiapan dan penyampaian khotbah. Hal ini memastikan bahwa khotbah-khotbah tersebut, meskipun mudah, tetap kuat, otentik, dan transformatif. Dalam setiap pesan yang disampaikan, biarkan Firman Tuhan bersinar paling terang.

 

Lebih Banyak Artikel Dari Kami

  1. Ide Khotbah yang Berbasis Alkitab untuk Para Pendeta
  2. Pentingnya Memberi
  3. Khotbah tentang Iman
  4. Ide Khotbah Remaja Berdasarkan Alkitab
  5. Ayat Alkitab Teratas tentang Kepemimpinan

tentang Penulis

Suara Kementerian

{"email": "Email address invalid", "url": "Website address invalid", "required": "Wajib diisi tidak ada"}

Ingin Lebih Banyak Konten Hebat?

Lihat Artikel Ini